Mengantisipasi potensi resiko bencana gempa bumi dan tsunami, Politeknik KP Pangandaran menggelar latihan dan simulasi mitigasinya bersama BPBD
Pangandaran – Ahad (14/09) Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan akan resiko bencana gempa bumi dan tsunami kepada seluruh sivitas akademika Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran (PKPP), maka diselenggarakanlah program kegiatan Latihan dan Simulasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kabupaten Pangandaran. Program tersebut merupakan agenda yang dilaksanakan secara berkala setiap tahunnya dalam rangka bagian dari pembangunan karakter taruna-taruni khususnya bagi calon taruna-taruni angkatan IX yang sedang menjalami Masa Pembentukan Karakter (MPK) tahun 2025.
Program latihan dan simulasi mitigasi tersebut dilaksanakan selama sehari karena materinya terdiri dari teori yang disampaikan di aula serta simulasi praktik mendekati situasi sebenarnya yang berlokasi di lapangan sebagai titik kumpul (assembly point) dan rooftop gedung kuliah sebagai tempat evakuasi sementara (TES). Secara bergantian para instruktur yang berasal dari BPBD Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Pangandaran memandu jalannya latihan dan simulasi kepada 172 orang sivitas akademika yang terdiri dari 147 taruna-taruni serta 25 orang pegawai.
Selain menerima materi dasar-dasar kebencanaan (teori bencana alam, dampaknya dan upaya mitigasinya) serta teknik evakuasi (mandiri dan pertolongan), seluruh sivitas akademika dilatih untuk memahami pentingnya koordinasi dan kerja sama mulai dari satuan pengamanan, taruna-taruni, tenaga kependidikan, dosen hingga pimpinan kampus PKPP saat terjadinya bencana. Sehingga diharapkan senantiasa memelihara dan meningkatkan kemampuan teknis dan taktis guna mendukung pelaksanaan peran secara tepat dan efektif.
Pada rangkaian latihan dan simulasi tim instruktur telah menyiapkan beberapa skenario yang harus diikuti oleh seluruh peserta baik taruna maupun pegawai, mulai skenario koordinasi antara pengelola kampus dengan Pusdalops-BPBD dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) yang melakukan pemantauan situasi melalui perangkat peringatan bencana, skenario evakuasi mandiri saat terjadinya gempa dan potensi tsunami, serta skenario penyelamatan korban yang cedera oleh tim klaster penyelamatan.
Dengan terselenggaranya program kolaboratif ini, semakin meneguhkan komitmen PKPP berperan aktif dalam menjaga kesiapsiagaan atau kewaspadaan sivitas akademika dan masyarakat sekitar akan resiko bencana gempa bumi dan tsunami. Rekomendasi tindak lanjut terhadap program ini telah disampaikan oleh para instruktur pada sesi evaluasi kegiatan, termasuk keberadaan observer dari unsur BPBD pada latihan rutin kegawatdaruratan (emergency drill) dimasa mendatang. (HUMAS-PKPP)